Selasa, 31 Maret 2009

Rindu Buat Ayah

Kubayangkan butir air mata memenuhi pelupuk matamu
saat kau membacakan baris-baris kasih sayang
kepada buah hatimu
Kusapa, ada beberapa butir air mata menggantung di sukmaku
hendak menyeruak ke dunia menemani keharuanmu

Tak ada yang dapat kuucapkan hari ini

seperti hari kemarin, aku hanya bisa membisu
coba kutulis beberapa kata ungkapan kehormatan
kepadamu yang kini duduk menyaksikan ilham Allah
merasuki tulang-tulang tuamu.

Adakah aku akan melihat orang tuaku
sebahagia lantunan nyanyian hatimu
yang hendak menempuh tahap tertinggi kodrat manusia?
aku merenung menggores bayangan butiran air matamu
yang terdorong keluar oleh kebahagiaan
aku berusaha menutupi jalan untuk air mataku
yang tak sanggup menahan keharuan
menuntut jalan keluar,
mungkin hendak berteman dengan air matamu

Minggu, 22 Maret 2009

Peta Global Dampak Aktivitas Manusia pada Ekosistem Laut

Pada masa-masa kini, laut-laut di Indonesia berada pada fase yang berbahaya. Ombak-ombak tinggi dan angin yang kencang menyebabkan kegiatan pelayaran dan kehidupan tepi laut terganggu, terutama bagi nelayan yang menggantungkan kehidupannya pada hasil laut. Apakah ini berkait dengan pemanasan global? Laporan dari IPCC menyatakan bahwa itu ada kaitannya. Tapi, hal itu tidak akan dibahas di sini, untuk saat ini.

Kehidupan manusia bergantung pada ekosistem laut, langsung atau tidak langsung. Makanan laut, garam, wisata laut hanyalah contoh dari kebergantungan manusia pada laut. Studi terkini menunjukkan bahwa kegiatan manusia pun memengaruhi laut, langsung maupun tidak langsung. Aktivitas daratan mendorong polutan dan sumber gizi menuju tepian pantai, mengakibatkan menghilangnya habitat, bahkan mengubah dan menghancurkan habitat alamiah. Aktivitas di laut pun mengambil sumber alam, menambah polusi, dan mengubah komposisi spesies.


Gambaran global dampak kumulatif aktivitas manusia pada 20 tipe ekosistem (A). Gambar dalam inset:Daerah yang dampaknya sangat tinggi pada Karibian Timur (B), Laut Utara (C), Lautan sekitar Jepang (D) dan di sekitar Indonesia dan Australia (E). Kredot gambar: Majalah Science

Aktivitas manusia sangat bervariasi dalam tingkat kegiatan dan dampaknya pada kondisi ekologi dan masyarakat, serta distribusinya sangat menyebar di berbagai wilayah laut. Oleh karena itu, studi tentang keterkaitan kegiatan manusia dan pengaruhnya pada laut sangat perlu dilakukan. Studi terkini dari National Center for Ecological Analysis and Synthesis (NCEAS) menunjukkan bahwa dampak aktivitas manusia pada lautan berlaku secara global (Gb.1), 41% berdampak menengah tinggi, dan 0.5% berdampak sangat tinggi. Tetapi, jumlah sekecil itu mencakup wilayah yang sangat luas (~2.2 juta km2). Daerah yang berdampak kecil, atau tidak berdampak merupakan daerah yang jauh dari aktivitas manusia, seperti pada daerah kutub.


Gambaran dampak yang terjadi pada lautan, garis abu-abu menyatakan daerah yang terkena dampak dalam kilometer persegi dan total nilai ancaman dalam garis hitam. Gambar A menunjukkan dampak yang ditimbulkan oleh manusia secara global, dan B untuk daerah sekitar pantai, dengan kedalaman <>

Kebanyakan dampak yang muncul (Gb.2) merupakan akibat dari kegiatan manusia, baik darat maupun laut. Daerah yang mengalaminya adalah bagian utara dekat lautan Norwegia, sekitar laut Cina daerah tenggara, Karibia timur, tepi timur Amerika Utara, Laut Tengah, Teluk Persia, Laut Bering, dan perairan sekitar Srilangka. Daerah-daerah tersebut merupakan daerah patahan dan pertemuan benua (continental shelf and slope). Gambar 2 menunjukkan bahwa dampak akibat perbuatan manusia berkaitan dengan perubahan iklim global yang distribusi secara luas, terutama pada ekosistem tepi laut. Yang pasti, terlihat bahwa dampak terbesar adalah meningkatnya temperatur air laut.Jika kemudian ekosistem laut menjadi berubah, dan tidak lagi memberikan manfaat bagi manusia, maka yang terjadi adalah bencana dari laut. Masih banyak studi yang harus dilakukan, untuk melihat setiap detail dari hubungan manusia dengan ekosistem laut. Tetapi ,sudah waktunya untuk memikirkan perlindungan pada alam lingkungan kita, dan melakukan pemberdayaan secara tepat sehingga bisa mengurangi dampak ekologi sekaligus mempertahankan kemanfaatan laut bagi manusia. Apalagi, Indonesia merupakan negara maritim.

Disadur dari laporan pada Majalah Sicence, 15 Februari 2008.



Ekosistem Air Laut

Ekosistem air laut luasnya lebih dari 2/3 permukaan bumi ( + 70 % ), karena luasnya dan potensinya sangat besar, ekosistem laut menjadi perhatian orang banyak, khususnya yang berkaitan dengan REVOLUSI BIRU.

Ciri-ciri:

a.
Memiliki kadar mineral yang tinggi, ion terbanyak ialah Cl`(55%), namun kadar garam di laut bervariasi, ada yang tinggi (seperti di daerah tropika) dan ada yang rendah (di laut beriklim dingin).

b.
Ekosistem air laut tidak dipengaruhi oleh iklim dan cuaca.


Pembagian daerah ekosistem air laut

  1. Daerah Litoral / Daerah Pasang Surut:
    Daerah litoral adalah daerah yang langsung berbatasan dengan darat. Radiasi matahari, variasi temperatur dan salinitas mempunyai pengaruh yang lebih berarti untuk daerah ini dibandingkan dengan daerah laut lainnya. Biota yang hidup di daerah ini antara lain: ganggang yang hidup sebagai bentos, teripang, binatang laut, udang, kepiting, cacing laut.
  2. Daerah Neritik:
    Daerah neritik merupakan daerah laut dangkal, daerah ini masih dapat ditembus cahaya sampai ke dasar, kedalaman daerah ini dapat mencapai 200 m. Biota yang hidup di daerah ini adalah plankton, nekton, neston dan bentos.
  3. Daerah Batial atau Daerah Remang-remang:
    Kedalamannya antara 200 - 2000 m, sudah tidak ada produsen. Hewannya berupa nekton.
  4. Daerah Abisal:
    Daerah abisal adalah daerah laut yang kedalamannya lebih dari 2000 m. Daerah ini gelap sepanjang masa, tidak terdapat produsen.

Berdasarkan intensitas cahayanya, ekosistem laut dibedakan menjadi 3 bagian:

a.
Daerah fotik: daerah laut yang masIh dapat ditembus cahaya matahari, kedalaman maksimum 200 m.
b.
Daerah twilight: daerah remang-remang, tidak efektif untuk kegiatan fotosintesis, kedalaman antara 200 - 2000 m.
c.
Daerah afotik: daerah yang tidak tembus cahaya matahari. Jadi gelap sepanjang masa.

Komunitas di Dalam Ekosistem Air Laut

Menurut fungsinya, komponen biotik ekosistem laut dapat dibedakan menjadi 4, yaitu:

a.
Produsen
terdiri atas fitoplankton dan ganggang laut lainnya.
b.
Konsumen
terdiri atas berbagai jenis hewan. Hampir semua filum hewan ditemukan di dalam ekosistem laut.
c.
Zooplaokton
terdiri atas bakteri dan hewan-hewan pemakan bangkai atau sampah.


Pada ekosistem laut dalam, yaitu pada daerah batial dan abisal merupakan daerah gelap sepanjang masa.

Di daerah tersebut tidak berlangsung kegiatan fotosintesis, berarti tidak ada produsen, sehingga yang ditemukan hanya konsumen dan dekompos saja. Ekosistem laut dalam merupakan suatu ekosistem yang tidak lengkap.

Adaptasi biota laut terhadap lingkungan yang berkadar garam tinggi:

Pada hewan dan tumbuhan tingkat rendah tekanan osmosisnya kurang lebih sama dengan tekanan osmosis air laut sehingga tidak terlalu mengalami kesulitan untuk beradaptasi. Tetapi bagaimanakah dengan hewan tingat tinggi, seperti ikan yang mempunyai tekanan osmosis jauh lebih rendah daripada tekanan osmosis air laut. Cara ikan beradaptasi dengan kondisi seperti itu adalah:

- hanyak minum
- air masuk ke jaringan secara osmosis melalui usus
- sedikit mengeluarkan urine
- pengeluaran air terjadi secara osmosis
- garam-garam dikeluarkan secara aktif melalui insang

Kamis, 19 Maret 2009

Terumbu Karang

Terumbu karang adalah sekumpulan hewan karang yang bersimbiosis dengan sejenis tumbuhan alga yang disebut zooxanhellae.

Hewan karang bentuknya aneh, menyerupai batu dan mempunyai warna dan bentuk beraneka rupa. Hewan ini disebut polip, merupakan hewan pembentuk utama terumbu karang yang menghasilkan zat kapur. Polip-polip ini selama ribuan tahun membentuk terumbu karang.

Zooxanthellae adalah suatu jenis algae yang bersimbiosis dalam jaringan karang. Zooxanthellae ini melakukan fotosintesis menghasilkan oksigen yang berguna untuk kehidupan hewan karang

Di lain fihak, hewan karang memberikan tempat berlindung bagi zooxanthellae.

corals2.gif (7817 bytes)

Gambar polip

terumbu9.jpg (295266 bytes) coralbig.jpg (68107 bytes)
Dalam ekosistem terumbu karang ada karang yang keras dan lunak. Karang batu adalah karang yang keras disebabkan oleh adanya zat kapur yang dihasilkan oleh binatang karang. Melalui proses yang sangat lama, binatang karang yang kecil (polyp) membentuk kolobi karang yang kental, yang sebenarnya terdiri atas ribuan individu polyp. Karang batu ini menjadi pembentuk utama ekosistem terumbu karang. Walaupun terlihat sangat kuat dan kokoh, karang sebenarnya sangat rapuh, mudah hancur dan sangat rentan terhadap perubahan lingkungan.
Peran dan manfaat terumbu karang :
> sebagai tempat hdiupnya ikan-ikan yang banyak dibutuhkan manusia untuk pangan, seperti ikan kerapu, ikan baronang, ikan ekor kuning, dll.
> sebagai benteng " pelindung pantai dari kerusakan yang disebabkan oleh gelombang atau ombak laut, sehingga manusia dapat hidup di daerah dekat pantai.
> sebagai tempat untuk wisata. Karena keindahan warna dan bentuknya, banyak orang berwisata bahari.


Luas terumbu karang Indonesia diperkirakan mencapai sekitar 60.000 km2. Terumbu karang yang dalam kondisi baik hanya 6,2 %. Kerusakan ini pada umumnya disebabkan 3 faktor :

  1. Keserakahan manusia
  2. Ketidaktahuan dan ketidakpedulian
  3. Penegakan hukum yang lemah
Sumber : dari berbagai sumber